Pencapaian
sebuah karir politik tidak mentolerir cara apapun.Diciptakan lah suatu
teknik pencapaian suatu obyek mendapatkan keuntungan financial yang
disebut social authority. Rangkaian indah suatu perbuatan mencari
perhatian dari rakyat lugu.Teknik ini bila sejenak dipahami memiliki
rating setingkat dengan teori konspirasi, Hanya bedanya tak ada keraguan
dalam menampakkan wujud aslinya. Banyak sekelompok organisasi yang
membanggakan pentolan organisasinya, dengan cara mempublikasikan secara
brutalisme tanpa pola, bak selebritis yang sedang dilanda gosip
berkepanjangan.bahkan tidak ada keraguan seorang manajemen keartisan
suatu partai politik tertentu ikut turut andil memaniskan sensasi gosip
tersebut.
Dengan
melemah Sang Dewa Indonesia mendapat perhatian rakyatnya. Lalurakyat
mulai terpukau dengan aksi drama yang hebat di awalnya saja tetapi
menjadi petaka di akhir cerita. Rakyat Berteriak” Berikan Kami tontonan
yang segar “ lalusang illusioner negara mulai menampilkan scene terbaik
denbgan angel kamera yang disorot dari sudut neraka. Dengan Alunan
musik yang senandung mereka berdiri tanpa malu mempertontonkan
kesombongan ,seolah telah terbiasa berakting di depan kamera.Penonton
terhanyut dengan pembawaan karakter yang Sang dramatisir Negara, sampai
– sampai tak setitik air mata pun yang dapat di uraikan rakyat kembali,
dikareanakan suguhan aksi yang berkali –kali menipu mereka.Sungguh
benar adanya jikalau Indonesia menganut konstitusi demokrasi, disebabkan
kenyataan bahwa rakyat yang memberiakan rasa kasihan yang dalam terhadap
pejabat pemerintah Indonesia, dan bukan sebaliknya. Menuju karir
populer politik Sang Pejabat Pemerintah Indonesia tidaklah mudah tanpa
kesetiaan Rakyat sebagai Fan abadi dan berbudi Oleh karena itu, selaku
Rakyat Indonesia kita berharap untuk sensasi fantastik yang lebih baik
dari Sang Ahli – Ahli Demokrasi Indonesia.
Written By : Robby Viory Fansya
0 komentar:
Posting Komentar